Mamatom dan mamarom
“Sayur, lauk, sayur,
lauk , “ sayur apa buk ?aku bertanya pada penjual. “Macam-macam lihat dulu”. Begitulah
hampir setiap hari aku berinteraksi dengan nya dan sering aku membeli lauk
padanya. Wanita ini dengan dua keranjang ditangan kanan dan kirinya ini setiap
hari menjajakan dagangannya menyapu keringatnya, melayani pembeli dengan ramah.
Entah berapa jarak tempuh ia jalani, satu rt, satu rw, satu kelurahan, entah
satu kecamatan. Suatu hari ketika aku membeli lauknya ia berkata pada ku “Ibu
aku titip anakku ya tolong diliatin bu anakku sekolah disini. Aku terkejut lalu kutanya nama anaknya yang merupakan siswaku
itu di kelas berapa dan jurusan apa. Aku mendapatkan identitasnya dan aku
mengenalnya. Selanjutnya wanita penjual sayur ini aku panggil dengan” MAMATOM”.
Tom panggilan siwaku itu. Mamatom sering menceritakan pola asuhan dirumahnya
dan ayah tom yang pekerja keras dan akrab dengan anak ,tom sering dilibatkan membantu pwkerjaan ayahnya bila
waktu senggang. Anak-anak mamatom yang disiplin dan tertib dan tak terpengaruh dengan pola perilaku
teman sekelasnya yang kadang tidak kondusif dalam belajar. Lamat-lamat aku
memperhatikan wanita ini. Wanita muda yang cantik dengan penampilan sederhana tanpa riasan
mencolok, pekerja keras. Aku memperhatikan setiap kata-katanya yang ia jawab
dari pertanyaanku. Betapa ia memeiliki visi kehidupan, tekad,keyakinan, akan
gambaran masa depan anak-anaknya sebuah kekuatan
Jiwa yang luar biasa.
Tak kalah hebat lagi
dengan wanita sederhana dengan visi istimewa dan tekad membaja “ anak-anak ku
harus sekolah ibu” demikian kata-katanya meluncur didepanku. Wanita kuat ,
tidak menerah ini seperti tidak memiliki perasaan lelah, betapa aku
membayangkan ketika ia mengayuh sepeda
berdagang kue keliling, lalu menerima orderan jahit sepatu bila dagangan
nya telah selesai. Dia yang selalu penyanyang dengan anak-anaknya dan sangat
mencintai suaminya, rasa kasih yang luarbiasa wanita yang tak peduli dengan riasan, tak
butuh pakaian apalagi sepatu wah. Wanita yang didalam hati dan pikirannya hanya
ada sekolah-sekolah dan sekolah anaknya. Aku tercenung-cenung dengan wanita ini
memahami kekuatan jiwanya tekad yang luar biasa . aku merasa banyak mendapat
pelajaran darinya. Wanita yang kusebut MAMAROM. semua anak-anak mamarom bersekolah berprestasi dan mandiri, lurus, dan taat agama. Rom adalah siswa aku sangat
bangga padanya. Dia telah menyelesaikan kuliahnya di salah satu PTN ternama di
negeri ini dengan prestasi yang pantas dibanggakan. Rom sangat mengagumi
ayahnya dan banyak belajar makna kehidupan dari ayahnya. Sungguh pantas menjadi
model ditiru. Rom dan tom sangat mencintai keluarga terlahir dari keluarga
sederhana. Rom memiliki jiwa yang kuat, ikhlas hal ini terbukti ketika ia
mendapat musibah besar menjelang penulisan skripsinya, dan dia berani berjuang
dan berkorban, sangat bertanggung jawab. Suatu pribadi yang dibentuk dari
asuhan keluarga yang kokoh, kuat dan memiliki ketahanan.
Aku berkesimpulan bahwa dua mama luar biasa ini dapat berpran
istimewa tak terlepas dari peran suami mereka sebagai kepala keluarga dan pemimpin keluarga. anak-anak dari keluarga seperti ini merupakan aset bangsa yang tak ternilai. ketahanan dan kekokokohan keluarga pola asuh, menjadi utama sebagai kontribusi utama pada anak-anak ini mengikuti peroses belajar-mengajar disekolah.
Kini aku menunggu
kabar siwaku tom tentang kuliahnya. Ya Allah jadikanlah mereka ini hambaMU yang
shaleh berguna bagi agama nusa dan bangsa.
Tulisan ini aku persembahkan dalam rangka hari
ibu 22 Desember walau pun telah berlalu. Aku memohon pada Allah pengalamanku yang sangat berkesan bertemu dua ibu ini dapat
menginspirasiku dan ibu-ibu yang lain yang tengah berjuang mendidik
anak-anaknya.
Ya Allah mudahkanlah
segala urusan siswa-siswaku yang tengah menuntut ilmu dirantau, luruskanlah
pikirannya, beri mereka rizki, lindungilah mereka dan pertemukan mereka dengan
orang-orang shaleh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar