Aku menyeka air mataku berkali-kali saat aku berdiri di dekat tiang sekolah
anakku tak mampu aku menahan haru,
suasana yang luar biasa , perjuangan dan
pertarungan yang sengit pada event ini. mataku mencari-cari putriku , tiba2 sesok tubuh memperhatikanku
sedari tadi aku menoleh spontan
kukatakan “ oh ibu maaf aku tak kuasa menahan air mata; ya ibu ini nasional, di jaka baring lebih dari
ini ,sahutnya, aku menimpali ibu . trimakasih banyak tak terbalas olehku ,tak
mampu aku membayarnya , atas bimbingan dan latihan yang telah diberikan pada
anakku. Marilah kita ber do’a sahutnya. Kupersilahkan ibu pendamping putriku meneruskan tugasnya ketika usai hari itu ibu
pendamping mempertemukan aku pada putriku setelah beberapa hari di karantina rinduku
yang tertahan, kucium dia, aku kuatkan hatinya dan selalu memohon pertolongan
Allah, kutemani dia makan , aku meminta
diri, aku serahkan sepenuhnya pada pendampingnya sambil berharap rezkiMU ya Allah. Hari ketiga aku kembali kearena itu
untuk memberikan kamera pada putriku aku
dipertemukan lagi seusai lomba kutemani dia makan dan sholat lalu kuserahkan dia pa da kelompok dan
kembali kejaka baring. Hari pengumuman pun tiba. Ku panjatkan syukur padaMU ya
Allah putriku neyabet medali perunggu,
diluar dugaan mampu menyisihkan 23 propinsi dari 35 utusan. Aku menyimak apa
yang dikatakannya “umi ini rizki dari Allah untuk, aku ini biasa saja tidak
berada di kelas unggulan, aku tdk sekelompok
ekskul kimia, aku juga ranking
bukan 10 besar, aku hanya ditunjuk teman untuk mewakili kelas lomba kimia, aku
berhasil membawa nama kelas ,lalu aku dajukan mewakili sekolah seleksi tingkat kota aku berhasil juara satu
, aku mewakili kota untuk provinsi aku lolos dan juara satu, aku mewakili
provinsi untuk nasinal Alham dulillah , Umi
aku berkesimpulan libatkan tuhan dalam segala impianmu, yuk kita
betulkan aku menimpali “ LIBATKAN
ALLAH DALAM SEGALA IMPIANMU”
Kata- kata hikmah yang amat berharga aku tuliskan pada materi
mengajar dan kubagi untuk siswaku.