Jumat, 25 Oktober 2013

pemimpin yang mendidik



MENDIDIK SECARA SIMULTAN HADIRKAN PEMIMPIN  BERKARAKTER
                                               Oleh  Siti Hasanah Sri
  1. Pendahuluan
Pada akhir-akhir ini Bangsa Indonesia mulai di wacanakan isu-isu  seputar kepemimpinan. Baik itu kepemimpinan nasional dan kepemimpinan local. Lembaga-lembaga survey sangat sibuk kebanjiran job dan sangat laku bagi terutama yang berkepentingan.Media masa dan media elektronik cukup antuas mejajikan hal ini dan tampaknya menyuapi masyakat .Namun Tidak sedikit masayarakat Indonesia yang melihat ini sebagai sesuatu yang tidak memiliki pengaruh dan perubahan terhadap mereka.Pro dan kontra terhadap figure adalah sesuatu dipaparkan. Kalangan pesimis beranggapan pemimpin itu tak begitu penting karena tidak memberikan apa-apa lahirlah ketidak pedulian yang terindikasi berupa partisipasi yang tak begitu berarti. Bagi kalangan berkepentingan dan ambisius akan menggunakan peluang dan situasi semaksimal mungkin.
Sebagian kalangan mengalami ketidak puasan dan ketidak pecayaan terhadap kepemimpinan. Dan menyebutnya krisis kepemimpinan dan krisis kepercayaan.
Potret diatas menunjukkan gagalnya kepepimpinan yang perlu dilihat dari integritas dan karakter pimpinan . Bagaimana umat Islam berperan terhadaphal ini dan HMI khususnya turut menentukan kepemimpinan kedepan.Krisis kepemimpinan erat hubungannya kegagalan pendidikan. Ada beberapa hal menjadi problema pendidikan dalam hal pewarisan nilai2 karakter dan integritas.a.Terputusnya fungsi mendidik pada pendidik yang yang melekat setiap individu dewasa dan institusi pendidikan.Pendidikan keluarga sering tak disambut baik oleh realita dimasyrakat bahkan banyak bertentangan. Hal ini disebabkan pudarnya ruh mendidik pada masyarakat . Begitu juga dengan intitusi pendidikan dan non pendidikan tidak banyak memfasilitasi potensi willingnes mendidik.  b.Perbedaan orientasi, nilai, dantujuan. Nilai-nilai spiritual, kebangsaan, keIndonesiaan, keragaman tidak menjadi rujukan dalam merumuskan kebijakan.Tujuan jangka pendek, praktis ,pemenuhan kebutuhan materi  dan segera atau instan, mudah didapat tanpa perjuangan berartinmenjadi hal utama dengan kata lain virus-virus hedonis  c. Pergeseran peluang/kesempatan  dimana kelompok manajerial mendominasi kelompok aakademis/ intelektual. Kemampuan fungsi pengaturan, pengelolaan, pengkoordinasian, komunikasi komunikasi tawar-menawar mengalahkan orang-orang kompeten dan intelektual dalam berbagai posisi.sehingga fungsi jabatan lebih dibutuhkan dari pada posisi fungsi keilmuan dan keintelektualan.
Semua ini harus segera disadari dan cepat memproleh jalan keluar. Pemimpin dan kepemimpinan yang memiliki integritas dan berkarakter  menjadi kunci solusi problem ini.

B.Pendidikan Sarana Mutlak Hadirkan Pemimpin
Memimpin adalah kemampuan meggerakkan sejumlah orang kearah tujuan bersama dengan menggunakan daya dan potensi yang dimiliki sekelompok .Pemimpin tidak terlahir begitu saja tetapi memerlukan proses dan media sehingga seseorang itu berkemampuan untuk memimpin.
Pendidikan dalam pandangan yang sebenarnya adalah suatu sistem pendidikan yang memungkinkan seseorang dapat mengarahkan kehidupannya sesuai dengan cita-cita islam, sehingga dengan mudah ia dapat membentuk hidupnya sesuai dengan ajaran islam. (http://bambumoeda.wordpress.com/2012/06/11/pengertian-pendidikan-islam
Pendidikan diibaratkan rahim yang akan melahirkan pemimpin.Dalam semua kontek individu, keluarga,masyarakat dan negara,pemimpin adalah pemegang otoritas,penentu,dan pemutus pilihan.Sudah semesinya pendidikan menjadi perhatian utama.Bagaimana sosok pemimpin yang aka dihasilkan sangat bergantung dari konsep pendidikan yang dicanangkan dan dilaksanakan. Tanggung jawab pendidikan dan mendidik adalah tanggung jawab kolektif. Karena itu pada tataran pelaksanaannya harus ada kesatuan, bersinergi ,serentak/simultan,berlangsung sepang masa, berkesinambungan.
Pendidikan merupakan sebuah proses menuju manusia memenuhi tujuan penciptaannya   yakni  mencapai ridho Allah, menjalankan fungsinya selama hidup didunia sebagai hamba dan Khalifah.
Perlu tinjauan  menyeluruh dari konsep mendidik . Konsep dan aksi  mendidik yang terputus, saling menyalahkan dan mengandalkan sangat merugikan proses dan hasil pendidikan .Sebagai ilustrasi ketika seorang ayah yang dirumah berlaku  mendidik anak-anak tetapi ketika diluar rumah ia melepaskan fungsi itu dan berfunsi sebagai invidu laki-laki atau pencari nafkah semata.Boleh jadi seseorang mendidik hanya dalam kontek profesi  tugas semata selebihnya ia adalah invidu yang terlepas dari fungsi itu bila berada diluar profesi. Islam melalui hadis rasulullah menganut sistim pendidikan seumur hidup. Contoh praktik beliau tak mengenal tempat dan waktu. Mendidik adalah menjadi kewajiban setiap orang yang dewasa atau mukallap. Mendidik tidak dapat diampu hanya oleh lembaga-lembaga tertentu.mendidik tak dapat hanya dibatasi oleh waktu, jabatan , profesi dan situasi.Mendidik juga tak hanya beban invidu tertentu
Pendidikan seyogyanya adalah  institusi yang melahirkan pemimpin Berintegritas dan Berkarakter. Kerisis kepemimpinan , ketidak percayaan terhadap pemimpin merupakan indikasi kegagalan pendidikan.Meskipun ada beberapa teori munculnya pemimpin berikut ini:
1. Teori Keturunan (Heriditary Theory)
2. Teori Kejiwaan (Psychological Theory)
3. Teori Lingkungan (Ecological Theory)
Masing – masing teori dapat dikemukakan secara singkat :
1. Teori Keturunan
a. Leaders are born not made.b. Seorang pemimpin menjadi pemimpin karena bakat – bakat yang dimiliki sejak dalam kandungan.c. Seorang pemimpin lahir karena memamng ditakdirkan. Dalam situasi apapun tetap muncul menjadi pemimpin karena bakat-bakatnya.
2. Teori Kejiwaan.
a. Leaders are made and not born.b. Merupakan kebalikan atau lawan dari teori keturunan.c. Setiap orang bias menjadi pemimpin melalui proses pendidikan dan pengalaman yang cukup.
3. Teori Ekologis
a. Timbul sebagai reaksi terhadap teori genetis dan teori social.b. Seseorang hanya akan berhasil menjadi seorang pemimpin, apabila pada waktu ahir telah memiliki bakat, dan bakat tersebut kemudian dikembangkan melalui proses pendidikan yang teratur dan pengalaman.c. Teori ini memanfaatkan segi-segi positif teori genetis dan teori social.
d. Teori yang mendekati kebenaran.
http://kepemimpinan-fisipuh.blogspot.com/2009/03/teori-kepemimpinan.htm16.9.2013
Teori ekologis  lebih menunjukkan realitas hadirnya pemimpin .Teori ekologi diatas memuati betapa peran pendidikan sangat besar untuk menghadirkan pemimpin Dalam Islam sebagaimana telah dimaklumi bersama Allah telah menciptakan manusia dengan amanah sebagai khalifah.Amanah  ini  manusia telah di lengkapi peralatan sebagai khalifah .yakni berupa sarana dan potensi  memimpin,mengatur dan potensi –potensi yang berhubungan dengan tugas khalifah. 
Potensi –potensi itu mesti difasilitasi pengembangan dan pertumbuhannya oleh pendidikan. Karakter dan integritas hanya dapat diwariskan melalui proses pendidikan terlebih jiwa kepepimpinan.Menanamkan kesadaran memimpin, menumbuhkan jiwa  kepemimpinan sejak awal dan pada setiap orang sebagaimana pesan Rosulullah yang artinya : ”Setiap orang adalah pemimpin dan akan diminta pertanggung jawaban atas kepemimpinannya. Seorang kepala negara akan diminta pertanggungan jawab prihal rakyat yang dipimpimnya.seorang suami akan ditanya prihal keluarga yang dipimpinnya. Seorang istri yang memelihara rumah tangga suaminya akan ditanya prihal tanggung jawab dan tugas (kepada anaknya).Seorang pembantu pekerja rumahtangga yang bertugas memelihara barang milik majikannya juga akan ditanya dari hal yang dipimpinnya.Ketahuilah, kamu sekalian pemimpin dan akan ditanya (diminta pertanggung jawaban )dari hal yang dipimpinnya. Hadis ibnu Umar  diriwiyatkan Bukhari Muslim. Adalah tugas yang wajib diemban bagi setiap pendidik. Mendidik dan memimpin adalah dua hal melekat setiap  individu. Mendidik pemimpin dan mendidik calon pemimpin merupakan tanggung jawab kolektif yang menjamin langgengnya suatu bangsa.

C.Pemimpin berintegritas dan berkarakter
Banyak sekali tulisan dan bacaan  mengenai pemimpin. Secara garis besar ada tiga yakni : pertama  integritas, kedua  kompetensi dan ketiga adalah karakter.
         Integritas adalah unsur utama yang dimiliki pemimpin  , integritas Meliputi dimensi ketauhidan bagaimana seseorang memaknai dan memiliki komitmen terhadap agama dan keyakinannya kebenaran dan prinsif-prinsif nilai yang dibuktikan dengan  kualitas ibadah. Secara individu integrias menunjukkan individu mampu memimpin dirinya sendiri memiliki konsep diri yang kuat (memimpin,mengatur, mengendalikan diri). Dimensi sosial memiliki kecerdasan bermasyarakat, dalam posisi apapun.kemampuan menciptakan keamanan, kenyamanan, kemajuan kehidupan bersama orang lain.
         Kompetensi pemimpin , manusia memilikinya secara azali berupa anugrah potensial.Anugrah ini diolah melalui proses pendidikan ,latihan dan pengalaman. Pemahaman ini  dicermati atas dasar prinsip menurut Islam setiap orang adalah pemimpin. Ini sejalan dengan fungsi dan peran manusia di muka bumi sebagai khalifahtullah, yang diberi tugas untuk senantiasa mengabdi dan beribadah kepada-Nya.
Allah berfirman:
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ                 فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”. (Al-Baqarah: 30
Dalam implementasinya, pemimpin terbagi dua: Pertama, pemimpin yang dapat memimpin sesuai dengan apa yang diamanatkan Allah dan Rasul-Nya dan kedua, pemimpin yang menyelisihi amanat Allah dan Rasul-Nya.
Firman Allah:
وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوا وَكَانُوا بِآيَاتِنَا يُوقِنُونَ
Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami. (As-Sajdah: 24)
وَجَعَلْنَاهُمْ أَئِمَّةً يَدْعُونَ إِلَى النَّارِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ لَا يُنْصَرُونَ
Dan Kami jadikan mereka (Firaun dan bala tentaranya) pemimpin-pemimpin yang menyeru (manusia) ke neraka dan pada hari kiamat mereka tidak akan ditolong. (Al-Qashash: 41)
Kompetensi professional sebagai pemimpin adalah dimilikinya ilmu dan praktik kepemimpinan berdasarkan kebutuhan suatu masyarakat, situasi dan zaman tertentu.Semua ini diperoleh melalui pendidikan,pengajaran ,latihan dan pengalaman.Diantara kompetensi itu kemampuan menyeru, mengajak,menjadi teladan,bekerjasama,mengkoordinir,mempersatukan/konsolidasi.Begitu kemampuan memiliki ilmu dan wawasan yang luas.
Karakter Pemimpin
Menurut ahli psikologi, karakter adalah sebuah sistem keyakinan dan kebiasaan yang mengarahkan tindakan seorang individu.. Dalam kamus lengkap psikologi karya Chaplin, dijelaskan bahwa karakteristik merupakan sinonim dari kata karakter, watak, dan sifat yang memiliki pengertian di antaranya:
1.Suatu kualitas atau sifat yang tetap terus-menerus dan kekal yang dapat dijadikan cirri untuk mengidentifikasikan seorang pribadi, suatu objek, suatu kejadian.
2.Intergrasi atau sintese dari sifat-sifat individual dalam bentuk suatu untas atau kesatuan.
3.Kepribadian seseorang, dipertimbangkan dari titik pandangan etis atau moral.
Karakter dikembangkan melalui tahap pengetahuan (knowing), acting, menuju kebiasaan (habit). Hal ini berarti, karakter tidak sebatas pada pengetahuan. Menurut William Kilpatrick (dalam Tadkiroatun M., 2008), seseorang yang memiliki pengetahuan tentang kebaikan belum tentu mampu bertindak sesuai dengan pengetahuannya itu, kalau ia tidak terlatih untuk melakukan kebaikan tersebut. Karakter tidak sebatas pengetahuan, karakter lebih dalam lagi, menjangkau wilayah emosi dan kebiasaan diri. Dengan demikian, diperlukan tiga komponen karakter yang baik (components of good character), yaitu moral knowing atau pengetahuan tentang moral; moral feeling atau perasaan tentang moral, dan moral action atau perbuatan bermoral. Hal ini diperlukan agar individu mampu memahami, merasakan, dan mengerjakan (menindakkan) nilai-nilai kebajikan.(Farida hanum dalam http://uun-halimah.blogspot.com/2011/05/pendidikan-multikultural-dalam.html#.UjVgndKW2_U15.9.2013)

            Akhlakul karimah atau adalah panduan  yang memuati karakter , dalam pengertian luas  menyatu dalam kepribadian .Modelnya ada pada Rosulullah. Karena itu referensi diperlukan dari bentuk-bentuk demonstrasi karakter /Akhlakul karimah patut disebar dan mencukupi.
Banyak sekali sumber nilai yang dapat  dijadikan panduan karakter pemimpin diantaranya pesan Alquran berikut:
“Sesungguhnya penolongmu hanyalah Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan salat, memunaikan zakat, seraya mereka tunduk kepada Allah" (QS Al-Maidah: 55). Jadi kriteria orang saleh menurut Al-Qur'an yang patut untuk dijadikan sebagai seorang pemimpin adalah meliputi: 
- Mendirikan sholat, - Membayar zakat, - Tunduk pada aturan Allah
Disamping itu juga bisa disandarkan pada sifat Nabi Muhammad SAW sebagai teladan sebagai pemimpin  yaitu: 
a. Shidiq, orang yang benar. 
b. Amanah, orang yang jujur. 
c. Tabligh, menyampaikan pesan-pesan Illahiyah. 
d. Fatonah, orang yang cerdas, meliputi kecerdasan intektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual. 
Poin-poin berikut merupakan rician  identitas karakter pemimpin yang harus dimiliki. Bersumber ayat al-Qur’an dan Hadis yang menuntun setiap orang yang Nabi katakan sebagai pemimpin baik bagi diri dan keluarganya, dan terlebih mereka yang menyatakan diri siap sebagai pemimpin bagi masyarakat, bersikap dan berperilaku dalam kehidupan mereka sehari-hari, di antaranya adalah:
1.      Mengajak Bertaqwa Kepada Allah
وَجَعَلْنَاهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا وَأَوْحَيْنَا إِلَيْهِمْ فِعْلَ الْخَيْرَاتِ وَإِقَامَ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءَ الزَّكَاةِ وَكَانُوا لَنَا عَابِدِينَ
Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan hanya kepada Kamilah mereka selalu menyembah. (Al-Anbiya’: 73)
وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوا وَكَانُوا بِآيَاتِنَا يُوقِنُونَ
Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami. (As-Sajdah: 24)
2.      Adil Kepada Semua Orang Dan Tidak Pandang Bulu
يَادَاوُدُ إِنَّا جَعَلْنَاكَ خَلِيفَةً فِي الْأَرْضِ فَاحْكُمْ بَيْنَ النَّاسِ بِالْحَقِّ وَلَا تَتَّبِعِ الْهَوَى فَيُضِلَّكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ إِنَّ الَّذِينَ يَضِلُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ بِمَا نَسُوا يَوْمَ الْحِسَابِ
Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan. (Shad: 26)
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ بِالْقِسْطِ شُهَدَاءَ لِلَّهِ وَلَوْ عَلَى أَنْفُسِكُمْ أَوِ الْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ إِنْ يَكُنْ غَنِيًّا أَوْ فَقِيرًا فَاللَّهُ أَوْلَى بِهِمَا فَلَا تَتَّبِعُوا الْهَوَى أَنْ تَعْدِلُوا وَإِنْ تَلْوُوا أَوْ تُعْرِضُوا فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًا
Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjaan.(An-Nisa’: 135)
3.      Menegakkan Amar Ma’ruf Nahi Munkar
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ ءَامَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (Ali Imron: 110)
4.      Menjadi Suri Tauladan Yang Baik Bagi Masyarakat
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (Al-Ahzab: 21)
5.      Mendorong Kerja Sama Dalam Memperjuangkan Kesejahteraan Bersama
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ  وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ         
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. (Al-Maidah: 2)
6.      Mengukuhkan Tali Persaudaraan dan Kesatuan dan Persatuan
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ ءَايَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni`mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni`mat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (Ali Imron: 103)
7.      Akomodatif, Pemaaf, Merangkul Semua Golongan dan Mengedepankan Musyawarah Dalam Setiap Mengambil Keputusan Penting Untuk Masyarakat
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma`afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (Ali Imron: 159)
8.      Jujur dan Amanat
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ سَمِيعًا بَصِيرًا
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (An-Nisa’ : 58)
Nabi SAW. bersabda:
وعن ابوهريرة قال:قال رسول الله ص م :ثلاثة لا يكلمهم الله يوم القيامةولايزكيهم ولاينظراليهم ولهم عذاب أليم: شيخ زان, وملك كذاب, وعائل مستكبر. رواه مسلم
Dari Abu Hurairah berkata: Telah bersabda Rasulullah SAW.: “Tiga golongan, Allah tidak akan berbicara, mensucikan dan melihat  kepada mereka, dan bagi merekalah siksa yang pedih; orang tua pezina, pemimpin yang suka bohong dan orang miskin yang sombong. (HR. Muslim).
9.      Berwawasan Dan Berpengetahuan Luas dan Mencintai Ilmu Pengetahuan
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al-Mujadilah: 11)
10.  Teguh Pendirian, Tegar dan Sabar Dalam Menghadapi Ujian
فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْا إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (Huud: 112)
فَاصْبِرْ كَمَا صَبَرَ أُولُو الْعَزْمِ مِنَ الرُّسُلِ
Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul telah bersabar. (al-Ahqaf: 35)
Pejabat yang memimpin dan mendidik
            Seseorang yang dipilih untuk menjabat dalam suatu posisi berarti, seseorang itu telah diamanahi untuk memimpin dan sekaligus untuk mendidik.Pejabat sering sekali dianalogikan sebagai pemimpin  
                       
            D. Muslimah Berkualitas insan cita dalam kemasan masyarakat
            Ensiklopedia Alquran mengemukakan bahwa muslim/muslimah adalah orang yang telah memeluk agama Islam.Ia mempercayai dan mengakui dengan yakin bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad itu Rosulullah,selanjutnya mengerjakan rukun Islam, menyerahkan ibadah sebagai pemujaan kepada Allah, berikut hidup dan matinya.
            HMI wati merupakan muslimah yang tergabung padasatu kelompok kaum akademisi, yang  mempertajam  keintelektualan ,keilmuan dengan landasan Islam. Insan cita HMI yang merupakan tujuan yang dengan itu anggota berkewajiban meningkatkan kualitas diri.Peran HMI wati sebagai kader yang kelak terjun dimasyarakat memberikan panduan dan inti dari  masyarakat terutama muslimah untuk meningkatkan kualitas .Kualitas muslimah menjadi mukminah meningkat hamba yang taqwa. Sosok keshalihan yang pertama melekat dalam kepribadian ,iffah, adalah nilai plus performance awal.Unsur kemampuan akademis, keintelektualan dengan ruh islam ,kreatifitas dan  orientasi hidup menuju ridho Allah inti. Muslimah berkualitas  akan tampak pada  perjuangannya dimanapun ia berada dan mendidik orang-orang dekat dalam hidupnya karena ia memiliki kesadaran tinggi untuk menjaga diri dan keluaraga seperti perintah Allah.Kemauan belajar , melatih , membiasakan dengan sifat –sifat mulia dan memajukan diri, mendidik orang sekitar dilingkungan,dan memberikan pengetahuan dan nasihat dalam berbagai kemasan adalah menu hari-hari..Tak ketinggalan buah pikiran dan karya yang bermanfaat untuk kesejahteraan umat adalah hal yang diprogramkan. 

E. Kesimpulan
Pemimpin adalah suatu keharusan .Islam telah mengamanahkan bahwa setiap orang adalah pemimpin. Pendidikan adalah institusi munculnya pemimpin yang di harapkan membawa pencerahan dan kemajuan .Pendidikan pula memilikitugas utama pewarisan identitas bangsa. Tiga hal utama yang harus dimiliki bagi pemimpin yaitu: Integrita, kompetensi dan karakter yang semua itu didapat pada Alquran dan hadist.Muslimah adalah pemimpin dengan identitas dan karakteristik yang berlaku memiliki peran berarti terhadap bangsa dan negara.



Daftar pustaka           
Ensiklopedia  Alquran & Alhadis pertema, Alita aksara media,2011
Ensiklopedia Alquran ,Melton putra,1992
James P.Chaplin,Kamus lengkap Psikologi,PT Raja Grapindo Persada,2011


















MENDIDIK SECARA SIMULTAN HADIRKAN PEMIMPIN  BERKARAKTER








Oleh : Siti Hasanah Sri





Disampaikan pada agenda Stadium General
Dalam acra Musyawarah Daerah (MUSDA) ke XXIII dan Peringatan MILAD KOHATI XXXXVII.
Selasa 17 September 2013
Di  Wisma Candika Palembang







Tidak ada komentar:

Posting Komentar