MENDIDIK SECARA
SIMULTAN HADIRKAN PEMIMPIN BERKARAKTER
Oleh Siti Hasanah Sri
- Pendahuluan
Pada akhir-akhir
ini Bangsa Indonesia
mulai di wacanakan isu-isu seputar
kepemimpinan. Baik itu kepemimpinan nasional dan kepemimpinan local.
Lembaga-lembaga survey sangat sibuk kebanjiran job dan sangat laku bagi
terutama yang berkepentingan.Media masa dan media elektronik cukup antuas
mejajikan hal ini dan tampaknya menyuapi masyakat .Namun Tidak sedikit
masayarakat Indonesia
yang melihat ini sebagai sesuatu yang tidak memiliki pengaruh dan perubahan
terhadap mereka.Pro dan kontra terhadap figure adalah sesuatu dipaparkan. Kalangan
pesimis beranggapan pemimpin itu tak begitu penting karena tidak memberikan
apa-apa lahirlah ketidak pedulian yang terindikasi berupa partisipasi yang tak
begitu berarti. Bagi kalangan
berkepentingan dan ambisius akan menggunakan peluang dan situasi semaksimal
mungkin.
Sebagian kalangan mengalami ketidak
puasan dan ketidak pecayaan terhadap kepemimpinan. Dan menyebutnya krisis
kepemimpinan dan krisis kepercayaan.
Potret diatas menunjukkan
gagalnya kepepimpinan yang perlu dilihat dari integritas dan karakter pimpinan .
Bagaimana umat Islam berperan terhadaphal ini dan HMI khususnya turut menentukan
kepemimpinan kedepan.Krisis kepemimpinan erat hubungannya kegagalan pendidikan.
Ada beberapa hal menjadi problema pendidikan dalam hal pewarisan nilai2
karakter dan integritas.a.Terputusnya fungsi mendidik pada pendidik yang yang
melekat setiap individu dewasa dan institusi pendidikan.Pendidikan keluarga
sering tak disambut baik oleh realita dimasyrakat bahkan banyak bertentangan.
Hal ini disebabkan pudarnya ruh mendidik pada masyarakat . Begitu juga dengan
intitusi pendidikan dan non pendidikan tidak banyak memfasilitasi potensi
willingnes mendidik. b.Perbedaan
orientasi, nilai, dantujuan. Nilai-nilai spiritual, kebangsaan, keIndonesiaan,
keragaman tidak menjadi rujukan dalam merumuskan kebijakan.Tujuan jangka
pendek, praktis ,pemenuhan kebutuhan materi
dan segera atau instan, mudah didapat tanpa perjuangan berartinmenjadi
hal utama dengan kata lain virus-virus hedonis
c. Pergeseran peluang/kesempatan
dimana kelompok manajerial mendominasi kelompok aakademis/ intelektual.
Kemampuan fungsi pengaturan, pengelolaan, pengkoordinasian, komunikasi
komunikasi tawar-menawar mengalahkan orang-orang kompeten dan intelektual dalam
berbagai posisi.sehingga fungsi jabatan lebih dibutuhkan dari pada posisi
fungsi keilmuan dan keintelektualan.
Semua ini harus segera
disadari dan cepat memproleh jalan keluar. Pemimpin dan kepemimpinan yang
memiliki integritas dan berkarakter
menjadi kunci solusi problem ini.
B.Pendidikan Sarana Mutlak Hadirkan Pemimpin
Memimpin adalah kemampuan
meggerakkan sejumlah orang kearah tujuan bersama dengan menggunakan daya dan
potensi yang dimiliki sekelompok .Pemimpin tidak terlahir begitu saja tetapi
memerlukan proses dan media sehingga seseorang itu berkemampuan untuk memimpin.
Pendidikan dalam pandangan yang sebenarnya adalah suatu sistem pendidikan
yang memungkinkan seseorang dapat mengarahkan kehidupannya sesuai dengan
cita-cita islam, sehingga dengan mudah ia dapat membentuk hidupnya sesuai
dengan ajaran islam. (http://bambumoeda.wordpress.com/2012/06/11/pengertian-pendidikan-islam
Pendidikan diibaratkan rahim yang akan melahirkan pemimpin.Dalam semua
kontek individu, keluarga,masyarakat dan negara,pemimpin adalah pemegang
otoritas,penentu,dan pemutus pilihan.Sudah semesinya pendidikan menjadi
perhatian utama.Bagaimana sosok pemimpin yang aka dihasilkan sangat bergantung
dari konsep pendidikan yang dicanangkan dan dilaksanakan. Tanggung jawab
pendidikan dan mendidik adalah tanggung jawab kolektif. Karena itu pada tataran
pelaksanaannya harus ada kesatuan, bersinergi ,serentak/simultan,berlangsung
sepang masa, berkesinambungan.
Pendidikan merupakan sebuah proses menuju manusia memenuhi tujuan
penciptaannya yakni mencapai ridho Allah, menjalankan fungsinya
selama hidup didunia sebagai hamba dan Khalifah.
Perlu tinjauan menyeluruh dari
konsep mendidik . Konsep dan aksi
mendidik yang terputus, saling menyalahkan dan mengandalkan sangat
merugikan proses dan hasil pendidikan .Sebagai ilustrasi ketika seorang ayah
yang dirumah berlaku mendidik anak-anak
tetapi ketika diluar rumah ia melepaskan fungsi itu dan berfunsi sebagai invidu
laki-laki atau pencari nafkah semata.Boleh jadi seseorang mendidik hanya dalam
kontek profesi tugas semata selebihnya
ia adalah invidu yang terlepas dari fungsi itu bila berada diluar profesi. Islam
melalui hadis rasulullah menganut sistim pendidikan seumur hidup. Contoh
praktik beliau tak mengenal tempat dan waktu. Mendidik adalah menjadi kewajiban
setiap orang yang dewasa atau mukallap. Mendidik tidak dapat diampu hanya oleh
lembaga-lembaga tertentu.mendidik tak dapat hanya dibatasi oleh waktu, jabatan
, profesi dan situasi.Mendidik juga tak hanya beban invidu tertentu
Pendidikan seyogyanya adalah institusi yang melahirkan pemimpin Berintegritas
dan Berkarakter. Kerisis kepemimpinan , ketidak percayaan terhadap pemimpin
merupakan indikasi kegagalan pendidikan.Meskipun ada beberapa teori munculnya
pemimpin berikut ini:
1. Teori Keturunan (Heriditary Theory)
2. Teori Kejiwaan (Psychological Theory)
3. Teori Lingkungan (Ecological Theory)
Masing – masing teori dapat dikemukakan secara singkat :
1. Teori Keturunan
a. Leaders are born not made.b. Seorang pemimpin menjadi pemimpin karena bakat – bakat yang dimiliki sejak dalam kandungan.c. Seorang pemimpin lahir karena memamng ditakdirkan. Dalam situasi apapun tetap muncul menjadi pemimpin karena bakat-bakatnya.
2. Teori Kejiwaan.
a. Leaders are made and not born.b. Merupakan kebalikan atau lawan dari teori keturunan.c. Setiap orang bias menjadi pemimpin melalui proses pendidikan dan pengalaman yang cukup.
3. Teori Ekologis
a. Timbul sebagai reaksi terhadap teori genetis dan teori social.b. Seseorang hanya akan berhasil menjadi seorang pemimpin, apabila pada waktu ahir telah memiliki bakat, dan bakat tersebut kemudian dikembangkan melalui proses pendidikan yang teratur dan pengalaman.c. Teori ini memanfaatkan segi-segi positif teori genetis dan teori social.
d. Teori yang mendekati kebenaran.
http://kepemimpinan-fisipuh.blogspot.com/2009/03/teori-kepemimpinan.htm16.9.2013
1. Teori Keturunan (Heriditary Theory)
2. Teori Kejiwaan (Psychological Theory)
3. Teori Lingkungan (Ecological Theory)
Masing – masing teori dapat dikemukakan secara singkat :
1. Teori Keturunan
a. Leaders are born not made.b. Seorang pemimpin menjadi pemimpin karena bakat – bakat yang dimiliki sejak dalam kandungan.c. Seorang pemimpin lahir karena memamng ditakdirkan. Dalam situasi apapun tetap muncul menjadi pemimpin karena bakat-bakatnya.
2. Teori Kejiwaan.
a. Leaders are made and not born.b. Merupakan kebalikan atau lawan dari teori keturunan.c. Setiap orang bias menjadi pemimpin melalui proses pendidikan dan pengalaman yang cukup.
3. Teori Ekologis
a. Timbul sebagai reaksi terhadap teori genetis dan teori social.b. Seseorang hanya akan berhasil menjadi seorang pemimpin, apabila pada waktu ahir telah memiliki bakat, dan bakat tersebut kemudian dikembangkan melalui proses pendidikan yang teratur dan pengalaman.c. Teori ini memanfaatkan segi-segi positif teori genetis dan teori social.
d. Teori yang mendekati kebenaran.
http://kepemimpinan-fisipuh.blogspot.com/2009/03/teori-kepemimpinan.htm16.9.2013
Teori ekologis lebih menunjukkan
realitas hadirnya pemimpin .Teori ekologi diatas memuati betapa peran
pendidikan sangat besar untuk menghadirkan pemimpin Dalam Islam sebagaimana
telah dimaklumi bersama Allah telah menciptakan manusia dengan amanah sebagai
khalifah.Amanah ini manusia telah di lengkapi peralatan sebagai
khalifah .yakni berupa sarana dan potensi
memimpin,mengatur dan potensi –potensi yang berhubungan dengan tugas khalifah.
Potensi –potensi itu mesti difasilitasi pengembangan dan pertumbuhannya
oleh pendidikan. Karakter dan integritas hanya dapat diwariskan melalui proses
pendidikan terlebih jiwa kepepimpinan.Menanamkan kesadaran memimpin,
menumbuhkan jiwa kepemimpinan sejak awal
dan pada setiap orang sebagaimana pesan Rosulullah yang artinya : ”Setiap
orang adalah pemimpin dan akan diminta pertanggung jawaban atas
kepemimpinannya. Seorang kepala negara akan diminta pertanggungan jawab prihal
rakyat yang dipimpimnya.seorang suami akan ditanya prihal keluarga yang
dipimpinnya. Seorang istri yang memelihara rumah tangga suaminya akan ditanya
prihal tanggung jawab dan tugas (kepada anaknya).Seorang pembantu pekerja rumahtangga
yang bertugas memelihara barang milik majikannya juga akan ditanya dari hal
yang dipimpinnya.Ketahuilah, kamu sekalian pemimpin dan akan ditanya (diminta
pertanggung jawaban )dari hal yang dipimpinnya. Hadis ibnu Umar diriwiyatkan Bukhari Muslim. Adalah tugas
yang wajib diemban bagi setiap pendidik. Mendidik dan memimpin adalah dua hal
melekat setiap individu. Mendidik
pemimpin dan mendidik calon pemimpin merupakan tanggung jawab kolektif yang
menjamin langgengnya suatu bangsa.
C.Pemimpin berintegritas dan berkarakter
Banyak sekali tulisan dan bacaan mengenai pemimpin. Secara garis besar ada
tiga yakni : pertama integritas,
kedua kompetensi dan ketiga adalah
karakter.
Integritas
adalah unsur utama yang dimiliki pemimpin
, integritas Meliputi dimensi ketauhidan
bagaimana seseorang memaknai dan memiliki komitmen terhadap agama dan
keyakinannya kebenaran dan prinsif-prinsif nilai yang dibuktikan dengan kualitas ibadah. Secara individu integrias
menunjukkan individu mampu
memimpin dirinya sendiri memiliki konsep diri
yang kuat (memimpin,mengatur, mengendalikan diri). Dimensi sosial memiliki kecerdasan
bermasyarakat, dalam posisi apapun.kemampuan menciptakan keamanan, kenyamanan, kemajuan
kehidupan bersama orang lain.
Kompetensi
pemimpin , manusia memilikinya secara azali berupa anugrah potensial.Anugrah
ini diolah melalui proses pendidikan ,latihan dan pengalaman. Pemahaman
ini dicermati atas dasar prinsip menurut Islam setiap orang adalah pemimpin. Ini sejalan dengan
fungsi dan peran manusia di muka bumi sebagai khalifahtullah, yang diberi tugas untuk
senantiasa mengabdi dan beribadah kepada-Nya.
Allah berfirman:
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ
إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ
وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ
Ingatlah ketika Tuhanmu
berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang
khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan
(khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang
tidak kamu ketahui”. (Al-Baqarah: 30
Dalam
implementasinya, pemimpin terbagi dua: Pertama, pemimpin yang dapat memimpin
sesuai dengan apa yang diamanatkan Allah dan Rasul-Nya dan kedua, pemimpin yang menyelisihi
amanat Allah dan Rasul-Nya.
Firman Allah:
وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ
بِأَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوا وَكَانُوا بِآيَاتِنَا يُوقِنُونَ
Dan Kami
jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan
perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami.
(As-Sajdah: 24)
وَجَعَلْنَاهُمْ أَئِمَّةً يَدْعُونَ إِلَى
النَّارِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ لَا يُنْصَرُونَ
Dan Kami
jadikan mereka (Firaun dan bala tentaranya) pemimpin-pemimpin yang menyeru
(manusia) ke neraka dan pada hari kiamat mereka tidak akan ditolong. (Al-Qashash: 41)
Kompetensi professional sebagai pemimpin adalah dimilikinya ilmu dan
praktik kepemimpinan berdasarkan kebutuhan suatu masyarakat, situasi dan zaman
tertentu.Semua ini diperoleh melalui pendidikan,pengajaran ,latihan dan
pengalaman.Diantara kompetensi itu kemampuan menyeru, mengajak,menjadi
teladan,bekerjasama,mengkoordinir,mempersatukan/konsolidasi.Begitu kemampuan
memiliki ilmu dan wawasan yang luas.
Karakter Pemimpin
Menurut ahli psikologi, karakter adalah
sebuah sistem keyakinan dan kebiasaan yang mengarahkan tindakan seorang
individu.. Dalam kamus lengkap psikologi karya Chaplin, dijelaskan bahwa
karakteristik merupakan sinonim dari kata karakter, watak, dan sifat yang
memiliki pengertian di antaranya:
1.Suatu kualitas atau sifat yang tetap
terus-menerus dan kekal yang dapat dijadikan cirri untuk mengidentifikasikan
seorang pribadi, suatu objek, suatu kejadian.
2.Intergrasi atau sintese
dari sifat-sifat individual dalam bentuk suatu untas atau kesatuan.
3.Kepribadian
seseorang, dipertimbangkan dari titik pandangan etis atau moral.
Karakter
dikembangkan melalui tahap pengetahuan (knowing), acting, menuju kebiasaan
(habit). Hal ini berarti, karakter tidak sebatas pada pengetahuan. Menurut
William Kilpatrick (dalam Tadkiroatun M., 2008), seseorang yang memiliki
pengetahuan tentang kebaikan belum tentu mampu bertindak sesuai dengan
pengetahuannya itu, kalau ia tidak terlatih untuk melakukan kebaikan tersebut.
Karakter tidak sebatas pengetahuan, karakter lebih dalam lagi, menjangkau wilayah
emosi dan kebiasaan diri. Dengan demikian, diperlukan tiga komponen karakter
yang baik (components of good character), yaitu moral knowing atau pengetahuan
tentang moral; moral feeling atau perasaan tentang moral, dan moral action atau
perbuatan bermoral. Hal ini diperlukan agar individu mampu memahami, merasakan,
dan mengerjakan (menindakkan) nilai-nilai kebajikan.(Farida hanum dalam http://uun-halimah.blogspot.com/2011/05/pendidikan-multikultural-dalam.html#.UjVgndKW2_U15.9.2013)
Akhlakul karimah atau adalah panduan yang memuati karakter , dalam pengertian luas
menyatu dalam kepribadian .Modelnya ada
pada Rosulullah. Karena itu referensi diperlukan dari bentuk-bentuk demonstrasi
karakter /Akhlakul karimah patut disebar dan mencukupi.
Banyak sekali sumber nilai
yang dapat dijadikan panduan karakter
pemimpin diantaranya pesan Alquran berikut:
“Sesungguhnya
penolongmu hanyalah Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman, yang
mendirikan salat, memunaikan zakat, seraya mereka tunduk kepada Allah" (QS
Al-Maidah: 55). Jadi kriteria
orang saleh menurut Al-Qur'an yang patut untuk dijadikan sebagai seorang
pemimpin adalah meliputi:
- Mendirikan sholat, - Membayar zakat, - Tunduk pada aturan Allah
Disamping itu juga bisa disandarkan pada sifat Nabi Muhammad SAW sebagai teladan sebagai pemimpin yaitu:
a. Shidiq, orang yang benar.
b. Amanah, orang yang jujur.
c. Tabligh, menyampaikan pesan-pesan Illahiyah.
d. Fatonah, orang yang cerdas, meliputi kecerdasan intektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual.
- Mendirikan sholat, - Membayar zakat, - Tunduk pada aturan Allah
Disamping itu juga bisa disandarkan pada sifat Nabi Muhammad SAW sebagai teladan sebagai pemimpin yaitu:
a. Shidiq, orang yang benar.
b. Amanah, orang yang jujur.
c. Tabligh, menyampaikan pesan-pesan Illahiyah.
d. Fatonah, orang yang cerdas, meliputi kecerdasan intektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual.
Poin-poin berikut merupakan rician identitas karakter pemimpin yang harus
dimiliki. Bersumber ayat al-Qur’an dan Hadis yang menuntun setiap orang yang Nabi
katakan sebagai pemimpin baik bagi diri dan keluarganya, dan terlebih mereka
yang menyatakan diri siap sebagai pemimpin bagi masyarakat, bersikap dan
berperilaku dalam kehidupan mereka sehari-hari, di antaranya adalah:
1. Mengajak Bertaqwa Kepada Allah
وَجَعَلْنَاهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ
بِأَمْرِنَا وَأَوْحَيْنَا إِلَيْهِمْ فِعْلَ الْخَيْرَاتِ وَإِقَامَ الصَّلَاةِ
وَإِيتَاءَ الزَّكَاةِ وَكَانُوا لَنَا عَابِدِينَ
Kami telah menjadikan mereka
itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan
telah Kami wahyukan kepada mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang,
menunaikan zakat, dan hanya kepada Kamilah mereka selalu menyembah.
(Al-Anbiya’: 73)
وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا لَمَّا
صَبَرُوا وَكَانُوا بِآيَاتِنَا يُوقِنُونَ
Dan Kami jadikan di antara
mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika
mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami. (As-Sajdah: 24)
2. Adil Kepada Semua Orang Dan Tidak
Pandang Bulu
يَادَاوُدُ إِنَّا جَعَلْنَاكَ خَلِيفَةً
فِي الْأَرْضِ فَاحْكُمْ بَيْنَ النَّاسِ بِالْحَقِّ وَلَا تَتَّبِعِ الْهَوَى
فَيُضِلَّكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ إِنَّ الَّذِينَ يَضِلُّونَ عَنْ سَبِيلِ
اللَّهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ بِمَا نَسُوا يَوْمَ الْحِسَابِ
Hai Daud, sesungguhnya Kami
menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan
(perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa
nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya
orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena
mereka melupakan hari perhitungan. (Shad: 26)
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا كُونُوا
قَوَّامِينَ بِالْقِسْطِ شُهَدَاءَ لِلَّهِ وَلَوْ عَلَى أَنْفُسِكُمْ أَوِ الْوَالِدَيْنِ
وَالْأَقْرَبِينَ إِنْ يَكُنْ غَنِيًّا أَوْ فَقِيرًا فَاللَّهُ أَوْلَى بِهِمَا
فَلَا تَتَّبِعُوا الْهَوَى أَنْ تَعْدِلُوا وَإِنْ تَلْوُوا أَوْ تُعْرِضُوا
فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًا
Wahai orang-orang yang
beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi
karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu.
Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka
janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan
jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka
sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjaan.(An-Nisa’: 135)
3. Menegakkan Amar Ma’ruf Nahi Munkar
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ
لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ
وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ ءَامَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ
مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ
Kamu adalah umat yang terbaik
yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari
yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah
itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan
mereka adalah orang-orang yang fasik. (Ali Imron: 110)
4. Menjadi Suri Tauladan Yang Baik Bagi
Masyarakat
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ
أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ
اللَّهَ كَثِيرًا
Sesungguhnya telah ada pada
(diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang
mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut
Allah. (Al-Ahzab: 21)
5. Mendorong Kerja Sama Dalam
Memperjuangkan Kesejahteraan Bersama
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى
وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ
اللَّهَ شَدِيدُ
الْعِقَابِ
Dan tolong-menolonglah kamu
dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam
berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya
Allah amat berat siksa-Nya. (Al-Maidah: 2)
6. Mengukuhkan Tali Persaudaraan dan
Kesatuan dan Persatuan
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا
وَلَا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ
أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا
وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَلِكَ
يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ ءَايَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
Dan berpeganglah kamu semuanya
kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan
ni`mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh musuhan,
maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni`mat Allah
orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu
Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan
ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (Ali Imron: 103)
7. Akomodatif, Pemaaf, Merangkul Semua
Golongan dan Mengedepankan Musyawarah Dalam Setiap Mengambil Keputusan Penting
Untuk Masyarakat
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ
لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ
فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ فَإِذَا
عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
Maka disebabkan rahmat dari
Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap
keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.
Karena itu ma`afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah
dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad,
maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertawakkal kepada-Nya. (Ali Imron: 159)
8. Jujur dan Amanat
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَى
أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ إِنَّ
اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ سَمِيعًا بَصِيرًا
Sesungguhnya Allah menyuruh
kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu)
apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.
Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu.
Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (An-Nisa’ : 58)
Nabi SAW. bersabda:
وعن ابوهريرة قال:قال رسول الله ص م :ثلاثة
لا يكلمهم الله يوم القيامةولايزكيهم ولاينظراليهم ولهم عذاب أليم: شيخ زان, وملك
كذاب, وعائل مستكبر. رواه مسلم
Dari Abu Hurairah berkata:
Telah bersabda Rasulullah SAW.: “Tiga golongan, Allah tidak akan berbicara, mensucikan
dan melihat kepada mereka, dan bagi
merekalah siksa yang pedih; orang tua pezina, pemimpin yang suka bohong dan
orang miskin yang sombong. (HR. Muslim).
9. Berwawasan Dan Berpengetahuan Luas dan
Mencintai Ilmu Pengetahuan
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا
الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al-Mujadilah: 11)
10. Teguh Pendirian, Tegar dan Sabar Dalam
Menghadapi Ujian
فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْا
إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
Maka tetaplah kamu pada jalan
yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah
taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha
Melihat apa yang kamu kerjakan. (Huud: 112)
فَاصْبِرْ كَمَا صَبَرَ أُولُو الْعَزْمِ مِنَ الرُّسُلِ
Maka bersabarlah kamu seperti
orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul telah bersabar.
(al-Ahqaf: 35)
Pejabat yang memimpin dan mendidik
Seseorang
yang dipilih untuk menjabat dalam suatu posisi berarti, seseorang itu telah
diamanahi untuk memimpin dan sekaligus untuk mendidik.Pejabat sering sekali
dianalogikan sebagai pemimpin
D. Muslimah Berkualitas insan cita dalam
kemasan masyarakat
Ensiklopedia
Alquran mengemukakan bahwa muslim/muslimah adalah orang yang telah memeluk
agama Islam.Ia mempercayai dan mengakui dengan yakin bahwa tiada Tuhan selain
Allah dan Muhammad itu Rosulullah,selanjutnya mengerjakan rukun Islam,
menyerahkan ibadah sebagai pemujaan kepada Allah, berikut hidup dan matinya.
HMI wati merupakan muslimah yang
tergabung padasatu kelompok kaum akademisi, yang mempertajam
keintelektualan ,keilmuan dengan landasan Islam. Insan cita HMI yang
merupakan tujuan yang dengan itu anggota berkewajiban meningkatkan kualitas
diri.Peran HMI wati sebagai kader yang kelak terjun dimasyarakat memberikan
panduan dan inti dari masyarakat
terutama muslimah untuk meningkatkan kualitas .Kualitas muslimah menjadi
mukminah meningkat hamba yang taqwa. Sosok keshalihan yang pertama melekat
dalam kepribadian ,iffah, adalah nilai plus performance awal.Unsur kemampuan
akademis, keintelektualan dengan ruh islam ,kreatifitas dan orientasi hidup menuju ridho Allah inti. Muslimah
berkualitas akan tampak pada perjuangannya dimanapun ia berada dan mendidik
orang-orang dekat dalam hidupnya karena ia memiliki kesadaran tinggi untuk
menjaga diri dan keluaraga seperti perintah Allah.Kemauan belajar , melatih ,
membiasakan dengan sifat –sifat mulia dan memajukan diri, mendidik orang
sekitar dilingkungan,dan memberikan pengetahuan dan nasihat dalam berbagai
kemasan adalah menu hari-hari..Tak ketinggalan buah pikiran dan karya yang
bermanfaat untuk kesejahteraan umat adalah hal yang diprogramkan.
E. Kesimpulan
Pemimpin adalah suatu
keharusan .Islam telah mengamanahkan bahwa setiap orang adalah pemimpin.
Pendidikan adalah institusi munculnya pemimpin yang di harapkan membawa
pencerahan dan kemajuan .Pendidikan pula memilikitugas utama pewarisan
identitas bangsa. Tiga hal utama yang harus dimiliki bagi pemimpin yaitu: Integrita,
kompetensi dan karakter yang semua itu didapat pada Alquran dan hadist.Muslimah
adalah pemimpin dengan identitas dan karakteristik yang berlaku memiliki peran
berarti terhadap bangsa dan negara.
Daftar pustaka
Ensiklopedia Alquran & Alhadis pertema, Alita aksara
media,2011
Ensiklopedia Alquran ,Melton
putra,1992
James P.Chaplin,Kamus lengkap Psikologi,PT
Raja Grapindo Persada,2011
MENDIDIK SECARA SIMULTAN HADIRKAN PEMIMPIN
BERKARAKTER
Oleh : Siti Hasanah Sri
Disampaikan pada agenda
Stadium General
Dalam acra Musyawarah Daerah (MUSDA) ke XXIII dan
Peringatan MILAD KOHATI XXXXVII.
Selasa 17 September 2013
Di Wisma
Candika Palembang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar