6 januari 2013
JANGAN NAKAL
makna Filosofi pesan Pak Amir Rusdi
Di maknai oleh Siti Hasanah Sri
Hampir setiap kali ditengah atau
diahkir penyajian perkuliahan, yang pada
saat itu setiap
Peserta menyajikan presentasi proposal penelitiannya.Pada penyajian selalu
diunkapkan
Masalah-masalah ,berikut faktor-faktor dan variabel penelitian dalam
penelitian di dunia pendidikan.Beliau mengatakan dan secara inflisit sebagai
nasihat terluncur kata JANGAN NAKAL. Bila diruntut akibat masalah-masalah diatas menghasilkan
masalah pendidikan lainnya juga sisi diluar dunia pendidikan.Masalah diluar
dunia pendidikan mempengaruhi proses pendidikan formal yang banyak
diselenggarakan . Kata ”jangan nakal” dalam tanda kutip dalam pesan tersebut
sangat menggelitik hati saya sehingga
tergugah untuk menulis ini.
Jangan nakal adalah satu
prase yang umum dan sederhana, tetapi
dua kata itu bila disajikan pada orang dewasa dengan seabrek profesi
diantaranya : pak bu guru, intelektual, mahasiswa, juga pada birokrat,jaksa
polisi dan tak ketinggalan pada para tuhan dunia alias yang mulia hakim yang
terhormat .Pada orang dewasa dengan fungsi
pendidik pesan ”jangan
nakal ”akan bermakna luar
biasa, sangat terasa, tajam dan menghujam, dan berakibat luas pada semua lini dan
sektor kehidupan.
Ketika kecil ibu selalu
berpesan atau ketika akan kesekolah
berkata” Nak baik2 disekolah, Jangan
nakal. Kita memaknai ” jangan nakal” itu sesuatu yang biasa tak berkesan
dihati. Ketika sesuatu terjadi ibu kembali berkata ,tu..... Sudah dipesan tadi
jangan nakal.Tapi kita tak berasa apa-apa, juga masih biasa, itu berlanjut
hingga dewasa dan tua. Kata jangan nakal tetap dimaknai dengan makna
bias.Bagaimana dengan intelektualis , birokrakratis, edukatis,akademis,
yudikatis,legislasis dan semua praktisis apakah harus sama memaknainya sama dengan ketika pesan ibu pada anak kecil
dulu ? Sungguh-Sungguh Naif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar